Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan nomena?
2. Apa maksud dari penundaan keputusan?
3. Dalam jenis-jenis tradisi fenomenologi disebutkan
bahwa fenomenologi bersifat selain objektif juga subjektif sedangkan pada
kelebihan fenomenologi disebutkan bahwa fenomenologi kebenaran bersifat
objektif. Apa yang benar antara jenis-jenis tradisi fenomenologi persepsi dan
kelebihan fenomenologi?
4. Martin Heidegger mengemukakan tentang konsep suasana
hati. Mengapa suasana hati bisa menjadi tolak ukur untuk mengetahui hakikat
diri?
5. Dalam fenomenologi sebagai metode ilmu dijelaskan
bahwa fenomenologi pendeskripsikannya seperti penampilannya tanpa prasangka
sama sekali, apa maksudnya?
6. Pada kontribusi fenomenologi, ada pembicaraan
mengenai konsep Lebenswelt (“dunia kehidupan”). Apa deskripsi atas sejarah lebenswelt (dunia kehidupan)
tersebut?
7. Dari 3 kelebihan fenomenlogi yang disebutkan, apa
yang bisa disimpulkan tentang fenomenologi tersebut berdasarkan kelebihannya?
8. Apa sifat dari paradigma?
9. Banyak diterapkan dalam hal apa fenomenologi itu?
Jawaban:
1. Nomena adalah penyebab dari adanya suatu fenomena.
Misalnya ada fenomena sebuah gunung berapi meletus. Maka nomenanya adalah
penyebab-penyebab dari mengapa gunung itu bisa meletus.
2. Penundaan keputusan adalah jika terjadi suatu fenomena
misalnya ada corpcircle yang ditemukan di area persawahan sebagai tanda bahwa
itu adalah tanda bahwa telah terjadi pendaratan uvo ditempat itu. Pernyataan
ini masih dalam penundaan keputusan karena belum diketahui pasti apakah benar
ada uvo namun tidak disangkal juga bila ini adalah pernyataan yang salah dan
masih diteliti.
3. Jika pada kelebihan fenomenologi disebutkan bahwa
fenomenologi bersifat objektif dalam kebenarannya itu maksudnya adalah misalnya
ada gunung berapi meletus, secara objektif fenomena itu dikatakan gunung
meletus. Namun bersifat subjektif disini mengarah pada nomena atau penyebab
dari adanya suatu fenomena. Saat terjadi fenomena gunung meletus, kita mencari
penyebab gunung itu meletus dan selain mencari dari buku-buku. Kita juga bertanya
pada para ahli yang sudah ahli dibidangnya. Disini itu dinamakan bersifat
subjektif karena ini menurut para ahli.
4. Seperti yang kita ketahui bahwa dengan suasana hatilah
kita diatur oleh dunia kita, bukan dalam pendirian pengetahuan observasional
yang berjarak. Biasanya, dengan posisi kita yang sedang bersahabat dengan
suasana hati, maka kita akan bisa mengenali diri kita yang sesungguhnya. Inilah
mengapa suasana hati bisa
menjadi tolak ukur untuk mengetahui hakikat diri.
5. Telah disebutkan bahwa pada kelebihan fenomenologi
disebutkan bahwa fenomenologi bersifat objektif dalam kebenarannya. Jadi
mendeskripsikan suatu fenomena sesuai penampilannya atau sesuai dengan yang
terlihat. Misalnya jika terjadi gunung meletus, ya katakana jika itu gunung
meletus jangan mengatakan kalau itu banjir dan membuat prasangka.
6.
Deskripsi atas
sejarah lebenswelt (dunia kehidupan) tersebut untuk menemukan ‘endapan makna’
yang merekonstruksi kenyataan sehari-hari.Maka meskipun pemahanan terhadap
makna dilihat dari sudut intensionalitas (kesadaran) individu, namun ‘akurasi’
kebenarannya sangat ditentukan oleh aspek intersubjektif.Dalam arti, sejauh
mana ‘endapan makna’ yang detemukan itu benar-benar di rekonstruksi dari dunia
kehidupan sosial, dimana banyak subjek sama-sama terlibat dan menghayati.
7. Berdasarkan kelebihan fenomenologi bisa ditarik
kesimpulan bahwa fenomenologi menuntut pendekatan yang holistik, bukan pendekatanpartial, sehingga
diperoleh pemahaman yang utuh mengenai objek yang diamati, hal ini lah yang
menjadi kelebihan filsafat ini sehingga banyak dipakai oleh ilmuan-ilmuan pada
saat ini terutama ilmuan sosial, dalam berbagai kajian keilmuan mereka termasuk
bidang kajian agama.
8.
Paradigma menunjukkan sesuatu
yang penting, absah, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif,
menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan
pertimbangan eksistensial atau epistimologis yang panjang.
9. Fenomenologi banyak diterapkan dalam epistemology,
psikologi, antropologi, dan studi-studi keagamaan (misalnya kajian atas kitab
suci).
0 komentar:
Posting Komentar